Aku baru saja melihatnya. Suatu
cerita, ah bukan cerita, tepatnya realita yang menurutku siapapun yang
melihatnya akan tersentuh ke hati yang paling dalam sekalipun. Ah, aku saja
sampai dibuat menangis. Dua pasangan
yang sudah termakan umur duduk di pertigaan itu, selalu setia menanti rezeki
yang entah kapan datangnya. Dengan membawa beberapa barang dagangannya yang
selalu mereka harapkan akan dapat menjadi sesuatu yang berguna untuk menyambung
hidup mereka. Sang istri yang selalu setia menuntun suaminya dalam kejamnya
hidup. Ya! Lelaki tua memang tak dapat lagi melihat apa yang seharusnya Ia
lihat. Termasuk wajah istrinya sendiri.
Dari kejauhan aku melihat mereka
masih duduk setia di pertigaan itu, sampai aku melihat seorang wanita berjilbab
turun dari kendaraannya memberikan sesuatu kepada pasangan tua itu. Aku sempat
tersenyum melihat kejadian itu sampai akhirnya cairan bening jatuh dari pelupuk
mataku. Ternyata dihari yang sesibuk ini masih ada yang memperhatikan sesuatu
yang kadang kita lihat namun hanya sekedar tergambar di mata kita saja. Lalu
kita acuhkan begitu saja. Aku sempat terbayang bagaimana nantinya aku juga
berada di posisi mereka? Tuhan Maha Adil selagi kita masih mau berusaha dan tak
pernah melupakan-Nya walau dalam satu helaan nafas kita.
Ya merekalah pasangan tua yang tak
kenal menyerah menanti rezeki yang seharusnya menjadi milik mereka. Menanti
dipertigaan itu. Pertigaan antara fakultas Kedokteran dengan Puskom dan Pasca
Sarjana itu. Di kampusku. UNS.
July
7th, 2013
08.54 a.m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar