Kamis, 25 Juli 2013

Hari ke LimaBelas

Hari ini, tepat 15hari selepas kepergiannya. Bukan tanpa alasan kami berpisah. Ya, memang terkadang ada saatnya kami pulang ke tempat kita yang dulu. Bertemu dengan orang-orang yang kita cintai dan sempat terpisah karena tuntutan pendidikan. Orang tua, teman lama, sanak saudara dan orang-orang yang berada disekitar kita. Tentu kami harus melepas rindu pada mereka yang lama wajahnya tak terlihat.

Sedangkan kami berdua? Ah, kami malah akan menciptakan sebuah kerinduan itu. Lagi-lagi jarak ya? Aku sampai bosan mendengar dan merasakan yang satu itu. Ah, tapi aku malah merasakan jarak ini membuat kita semakin dekat saja. Dia selalu ada dan tetap menyempatkan waktu untukku. Meski, hanya sebatas pesan singkat saja. Ah, itu lebih dari cukup. Aku sempat bahagia karena itu.  Ya, sempat. Hanya sempat. Sekali lagi, sempat. Sebelum semuanya berubah. Emm, aku rasa tidak semua. Hanya dia saja yang berubah. Berubah seperti monster yang ada di film 5 manusia yang memakai baju di seluruh tubuh dan wajahnya itu. Untuk sekali waktu, aku mencoba bersikap seperti biasanya saja.

 Tapi, aku rasa dia semakin suka menunjukkan sikap yang paling aku tak ku sukai itu. Mau tak mau aku selalu mengalah dan mengalah. Hal sepele pun selalu ia akhiri dengan emosinya. Kalau saja aku tak mengerti, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku berubah pun itu tak lain karena sikapnya. Aku seperti itu karena sikapnya. Dan aku akan tetap seperti ini jika ia tak mau berubah. Seperti yang dulu L Aku sampai bosan menghadapinya. Aku lelah. Aku terlihat seperti berjuang sendirian dalam hubungan yang entah apa namanya aku pun tak tau. Aku bahkan tetap mencoba terlihat baik-baik saja. Meskipun disini aku seperti merasa berada di ruang hampa udara. Sesak. Sesak sekali disini. Di hati. Meskipun air mataku sudah memaksa menerobos keluar. Sampai-sampai aku menangis dalam diam. Tapi bodohnya aku, aku masih saja ingin terlihat baik baik saja. Karena aku fikir, jika aku tak seperti ini mungkin saja aku dan dia takkan sejauh ini. Dan aku masih ingin mempertahankan ini. Tapi, entahlah jika ia terus saja seperti itu, mungkin aku takut untuk mempertahankannya.


Sampai saat ini ada banyak kata “kangen” yang berputar-putar dikepalaku. Ada rasa sesak yang menghimpit kejam didadaku. Kapan aku bisa bertemu kembali dengannya?. Ya, hanya kalimat itulah yang berkeliaran dipikiranku. Apakah saat bertemu kembali nanti akan ada suasana-suasana seperti sebelumnya? Ya, suasana sebelum aku dan dia pergi. Suasana yang aku nantikan. Suasana yang selalu membuatku suka. Ah, sudahlah. Aku letih. Terlalu banyak yang kufikirkan tentangnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar