Hari ini, tepat 15hari selepas kepergiannya. Bukan
tanpa alasan kami berpisah. Ya, memang terkadang ada saatnya kami pulang ke
tempat kita yang dulu. Bertemu dengan orang-orang yang kita cintai dan sempat
terpisah karena tuntutan pendidikan. Orang tua, teman lama, sanak saudara dan
orang-orang yang berada disekitar kita. Tentu kami harus melepas rindu pada
mereka yang lama wajahnya tak terlihat.
Sedangkan kami berdua? Ah, kami malah akan
menciptakan sebuah kerinduan itu. Lagi-lagi jarak ya? Aku sampai bosan
mendengar dan merasakan yang satu itu. Ah, tapi aku malah merasakan jarak ini
membuat kita semakin dekat saja. Dia selalu ada dan tetap menyempatkan waktu
untukku. Meski, hanya sebatas pesan singkat saja. Ah, itu lebih dari cukup. Aku sempat
bahagia karena itu. Ya, sempat. Hanya sempat.
Sekali lagi, sempat. Sebelum semuanya berubah. Emm, aku rasa tidak semua. Hanya
dia saja yang berubah. Berubah seperti monster yang ada di film 5 manusia yang
memakai baju di seluruh tubuh dan wajahnya itu. Untuk sekali waktu, aku mencoba
bersikap seperti biasanya saja.
Tapi,
aku rasa dia semakin suka menunjukkan sikap yang paling aku tak ku sukai itu. Mau
tak mau aku selalu mengalah dan mengalah. Hal sepele pun selalu ia akhiri
dengan emosinya. Kalau saja aku tak mengerti, entah apa yang akan terjadi
selanjutnya. Aku berubah pun itu tak lain karena sikapnya. Aku seperti itu
karena sikapnya. Dan aku akan tetap seperti ini jika ia tak mau berubah. Seperti
yang dulu L Aku sampai bosan menghadapinya. Aku lelah. Aku
terlihat seperti berjuang sendirian dalam hubungan yang entah apa namanya aku
pun tak tau. Aku bahkan tetap mencoba terlihat baik-baik saja. Meskipun disini
aku seperti merasa berada di ruang hampa udara. Sesak. Sesak sekali disini. Di hati.
Meskipun air mataku sudah memaksa menerobos keluar. Sampai-sampai aku menangis
dalam diam. Tapi bodohnya aku, aku masih saja ingin terlihat baik baik saja. Karena
aku fikir, jika aku tak seperti ini mungkin saja aku dan dia takkan sejauh ini.
Dan aku masih ingin mempertahankan ini. Tapi, entahlah jika ia terus saja
seperti itu, mungkin aku takut untuk mempertahankannya.
Sampai saat ini ada banyak kata “kangen” yang
berputar-putar dikepalaku. Ada rasa sesak yang menghimpit kejam didadaku. Kapan
aku bisa bertemu kembali dengannya?. Ya, hanya kalimat itulah yang berkeliaran
dipikiranku. Apakah saat bertemu kembali nanti akan ada suasana-suasana seperti
sebelumnya? Ya, suasana sebelum aku dan dia pergi. Suasana yang aku nantikan. Suasana
yang selalu membuatku suka. Ah, sudahlah. Aku letih. Terlalu banyak yang
kufikirkan tentangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar