Aku masih termangu di balik jendela
kamarku. Menatap kosong ke arah langit yang memang sedang gerimis. Bau
alam menyeruak masuk ke indera penciumanku. Khas sekali. Aku masih menanti akan
adanya matahari yang mungkin masih ingin memberikan secercah silaunya kepadaku.
Ada alasan mengapa aku melakukan hal yang mungkin kebanyakan orang menganggap
ini tak berguna. Menghabiskan waktu saja memang.
Pelangi.
Aku menantinya. Sebuah sketsa
lengkungan garis yang berwarna-warni itu. Aku menantinya. Berharap gerimis
inilah yang mengantarkanku pada pelangi itu. Entahlah, aku menyukai sekaligus
membenci suasana seperti itu. Sekali lagi, ada alasan dibalik semua itu. Akhirnya
aku memutuskan untuk beranjak keluar. Ku ambil payung bermotif sakura itu dan
ku buka pintu rumah sederhana ini. Angin di luar cukup membuatku sedikit
bergetar. Ku eratkan cardigan yang ku pakai dengan harapan dapat memberikanku
kehangatan yang lebih.
Jalanan yang lengang akibat gerimis
membuatku menikmati perjalananku menuju suatu tempat yang_________mengingatkanku
akan dia. Dia yang selalu mengajaku menyaksikan
pelangi sehabis hujan ataupun gerimis. Dia yang membuatku selalu tertawa
karena kebodohan yang dilakukannya. Dan dia juga yang sekarang membuatku
menjadi wanita yang seakan bosan hidup saja, tatapan kosong, senyuman hambar.
Aku rasa aku tak mampu lagi membedakan antara tawa dan tangis. Bagiku sama
saja. Kata-kata bahagia sudah ku buang jauh-jauh dari kehidupanku semenjak dia pergi.
Kakiku masih saja melangkah, seperti
tau akan tempat yang ingin ku tuju. Ah, mungkin kakiku hafal bahkan bosan
membawaku kemari. Aku masih menanti, menantinya. Dua tahun lalu ia berjanji
padaku akan menemuiku disini. Tapi, mana? Dia tak pernah datang. Apa dia
berbohong padaku? Mataku sudah terlalu kering. Aku rasa air mataku sudah
terkuras habis untuknya. Ya. Hanya untuknya. Memori-memori yang selalu terputar
diingatanku bagai film favoritku yang ku putar setiap waktu.
Bisakah aku bertemu denganya? Aku
hanya ingin mengatakan bahwa, aku sangat mencintainya. Bisakah Kau kembalikan
dia padaku? Sebentar saja Tuhan. Mengapa Kau mengambil dia secepat ini? Di saat
aku mencintainya.
Tuhan. Aku merindukannya.
-END-
Huahahaha
*evillaugh* kok saya bisa bikin cerita se-meloooow dan sehancur ini -____- ckck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar