Rabu, 07 Mei 2014

setengah tahun

      Aku tersenyum, mendapati angka kalender di ponselku bertuliskan angka lima. Hari ini, 5 Mei 2014. Aku masih ingat dengan kalimat yang di ucapkannya. “El, kamu mau ngga jadi pacar aku?” kalimat itu terucap tepat setengah tahun yang lalu. Ketika aku terbaring di sampingmu. Ketika semua orang sibuk dengan mimpi-mimpinya, namun kita sibuk mencoba menyatukan ikatan yang sudah lama berkelana tanpa sebuah penyatuan. Berjalan sendiri sih tidak, hanya saja tak pernah bersatu.

      Mei, aku tak pernah berharap lebih. Di bulan yang ke enam ini, aku harapanku masih sama seperti bulan bulan sebelumnya. Mempertahankan begitu sulit. Mempertahankanya yang pernah pergi dn hampir pergi –lagi. Aku ini bodoh atau apa membiarkan dia pergi kemudian memintanya kembali dan hampir membuatnya pergi lagi. Berkata cinta tapi mengapa selalu memberinya rasa sakit. Tuhan, andai kau bisa mengubahku menjadi seperti yang dia inginkan. Menyisihkan sebuah pengertian yang seharusnya sedari dulu ku punya untuknya. 

      Mei, aku belum pernah merasakan hal yang seperti ini. Aku yang begitu bersi keras mempertahankannya tapi aku tak pernah bisa membuktikan semua itu. Aku memohon tanpa tau apa arti malu, tanpa tau apa arti harga diri bagi seorang wanita. Aku hanya terlalu takut dia pergi –lagi, Mei. Aku begitu takut dengan kalimat yang pernah diucapkanya. Aku mencintainya, Mei. Aku ingin tetap menjadi wanita yang dicintainya, dulu, sekarang dan kelak. Aku, tak salah kan berharap layaknya wanita yang menginginkan seseorang yang dicintainya sekarang untuk menjadi pria yang dimiliki seutuhnya?

Selamat tanggal lima, Kak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar