Menahan air
mata merupakan hal yang sangat sulit dilakukan, terutama bagi wanita seperti ku.
Wanita yang hanya bisa mengeluarkan kata-kata kotor kepada laki-laki yang
jelas-jelas ia miliki dan sangat ia pertahankan. Wanita yang selalu saja
membuat kekasihnya dihadapkan dengan sebuah perasaan yang hanya akan membuatnya
merasa sakit. Wanita yang selalu saja tak mampu mengendalikan perasaan yang ada
dalam dirinya. Ia selalu saja menghadapkan prianya dengan sifat ketidak
dewasaannya. Wanita yang tak pernah melihat kebenaran prianya selama ini. Hanya saja,
ini pertama kalinya untuk wanita seperti diriku. Memilikinya. Dia yang begitu
nyata dan dia benar-benar milikku. Sebelumnya, aku memang pernah menjalin sebuah
hubungan, tapi itu sungguh berbeda dan juga saat itu, aku hanyalah diriku
dengan ketidaktahuanku.
Dan 2 tahun
yang lalu, aku seperti melihat sosok yang tak pernah aku harapkan sebelumnya
dan membuatnya masuk ke dalam kehidupanku. Lebih dari sekedar masuk, ia bagai
penghuni yang terus berada dalam kehidupanku. Dan lagi, lebih dari sekedar
penghuni, ia bahkan terlalu cepat untuk membuat sesuatu yang kokoh, sangat
kokoh. Sesuatu yang ku lihat itu adalah kepercayaan. Entah, kepercayaan tentang
apa aku juga tak pernah tahu. Mungkin, dapat dikatakan kepercayaan seorang
wanita kepada laki-lakinya bahwa ia lah yang mampu membawa wanitanya ke dalam
kebahagiaan dalam kehidupannya kelak dan juga seterusnya. Bagi wanita
sepertiku, hal seperti ini belum pernah aku merasakanya, ini begitu nyata tapi
belum tentu kenyataan itu berakhir seperti kenyataan yang aku harapkan.
Memang, ia
mempunyai beberapa hal yang aku benci dan juga tak seperti yang ku harapkan.
Aku berusaha menyingkirkan hal tersebut dan menghargai apa yang ada pada
dirinya. Tapi, mengapa begitu sulit untuk memaksakan bahwa aku tidak apa-apa
ketika hal yang aku benci itu terjadi? Bahkan di saat ia berusaha untuk tidak
melakukannya, mataku selalu tertutup dengan perbuatannya dengan kesalahannya
yang dulu, meskipun dalam hati aku tau bahwa ia selalu berusaha untukku.
Terkadang,
ah bahkan sering, aku selalu menyangkal atas apa yang telah aku dapatkan.
Selalu mencari ketidakpuasan dan kemudian menyalahkannya atas apa yang ia
perbuat padaku. Selalu mengutamakan rasa kecewa tanpa memperdulikan usahanya
terhadap diriku. Lebih dari sekedar itu aja, bahkan aku mampu berkata kotor
terhadapnya yang begitu aku pertahankan. Wanita macam apa yang mati-matian
mempertahankan laki-lakinya hanya untuk diberi banyak kekecewaan? Bukankah itu wanita
yang tidak tahu diri? Menemukan seseorang yang begitu mampu memahamimu tapi
kamu selalu menyangkal dan mencari kesalahan serta ketidakpuasan atas apa yang
ia berikan kepadamu? Berkata bahwa kamu telah memberikan segalanya dan
menyalahkan bahwa ia tak pernah berusaha untukmu?
Mengapa wanita
bodoh sepertiku masih saja dipertahankan? Apa yang bisa diharapkan dari wanita
sepertiku? Bukankah ia sudah muak dengan kelakuanku? Apakah ia tidak takut aku hanya akan
membawanya dalam sebuah permasalahan yang seharusnya tak dipermasalahkan? Aku
bahkan tidak pernah malu atas sikapku yang bahkan tidak seharusnya sering ku
tunjukkan di usia ku yang sekarang ini.
Apakah aku
terlalu menaruh harapan yang begitu tinggi padanya?
Satu hal
yang selalu aku ingat darinya, ia mengatakan bahwa aku wanita yang kuat.
Tidakkah ia begitu lucu? Mengatakan hal seperti itu padahal ia sendiri tahu
yang aku lakukan hanyalah membuat masalah dan kemudian menangis, menangis, dan
menangis. Ah, sampai-sampai ia muak dengan sikapku.
Mengapa aku
begitu mudah membiarkan air matamu selalu lolos dari pertahanannya? Membuat
waktu mu penuh dengan kesedihan hanya karena laki-laki yang belum tentu ia
menjadi milikmu kelak? Membuat dirimu seolah-olah kamu sedang berada dalam
drama yang begitu menyedihkan?
Aku, aku
saja tak mampu menjawabnya. Hanya saja, dialah yang pertama. Dia yang pertama
yang membuatku seperti ini. Sebelumnya aku, tidak pernah menemukan seseorang
yang mampu membuatku melihat seperti apa diriku. Dia, dia mampu melakukannya.
Tapi, aku
selalu saja membuatnya menghadapi kekecewaan yang selalu ku perbuat.